0
Monday 16 June 2025 - 03:16
AS - Zionis Israel:

Mantan Ajudan Trump Menyerukan 'Amerika yang Utama' Ketimbang Israel

Story Code : 1215106
Steve Bannon speaks at the Conservative Political Action Conference (CPAC) in Oxon Hill, Maryland
Steve Bannon speaks at the Conservative Political Action Conference (CPAC) in Oxon Hill, Maryland
AS harus mengejar kepentingannya sendiri daripada kepentingan Israel, kata Steve Bannon, mantan ajudan Presiden AS Donald Trump, memperingatkan bahwa eskalasi baru di Timur Tengah berpotensi menyeret Washington ke dalam perang dengan Iran.
 
Bannon menyampaikan pernyataan tersebut kepada Financial Times pada hari Sabtu (14/6), yang menunjukkan bahwa kepentingan AS dan sekutu terdekatnya di Timur Tengah tidak selalu sama dalam krisis saat ini.
 
"Mereka [Zionis Israel] adalah Zionis Israel Pertama; kita harus selalu menjadi Amerika Pertama," katanya.
 
 "Di Yerusalem, mereka harus merenungkan pesan Kristus: hidup dengan pedang, mati oleh pedang."
 
Ketika ditanya apakah ia khawatir AS pada akhirnya akan terseret ke dalam perang melawan Iran, mantan sekutu Trump tersebut mengatakan bahwa ia "sangat" waspada terhadap skenario seperti itu.
 
Militer Zionis Israel melancarkan serangan besar terhadap Iran pada Jumat (13/6) pagi, menyerang fasilitas nuklir dan instalasi militer di seluruh negeri.
 
Zionis Israel juga melancarkan pembunuhan terarah yang menewaskan beberapa komandan militer senior dan ilmuwan nuklir terkemuka.
 
Yerusalem Barat mengklaim serangan itu adalah tindakan pencegahan yang ditujukan untuk mencegah produksi bom nuklir yang diduga akan segera dilakukan oleh Tehran.
 
Iran membalas dengan meluncurkan rudal balistik besar dan rentetan pesawat nirawak ke Zionis Israel, dan bersumpah untuk melanjutkan serangan selama yang dianggap perlu.
 
Tehran telah berulang kali membantah telah menyembunyikan rencana untuk mengejar program senjata nuklir, bersikeras bahwa kegiatan pengayaan uraniumnya semata-mata untuk tujuan sipil.
 
Serangan Zionis Israel terhadap Republik Islam itu terjadi setelah lima putaran perundingan AS-Iran tentang program nuklir negara itu.
 
Negosiasi tersebut secara efektif terhenti dan gagal menghasilkan hasil nyata apa pun.
 
Setelah serangan itu, Tehran mengatakan kelanjutan dialog dengan Washington "tidak berarti."
 
Presiden AS Donald Trump mengklaim telah mengetahui tentang serangan Zionis Israel yang akan datang sebelumnya, dan memujinya sebagai "sangat berhasil."
 
Trump menduga Tehran melakukan serangan itu sendiri karena enggannya mencapai kesepakatan nuklir dengan AS.
 
“Kami memberi mereka kesempatan, tetapi mereka tidak memanfaatkannya. Mereka mendapat serangan keras, sangat keras. Mereka mendapat serangan sekeras yang akan Anda terima. Dan masih banyak lagi yang akan terjadi. Jauh lebih banyak lagi,” katanya pada hari Jumat, mengomentari serangan itu.[IT/r]
 
 
 
Comment