Trump Pertimbangkan Serangan ke Iran, Ragukan Efektivitas Penghancur Fordow
Story Code : 1215714
Menurut para pejabat AS, keraguan atas efektivitas serangan menjadi salah satu alasan mengapa Trump belum mengambil keputusan untuk terlibat langsung dalam perang antara Israel dan Iran. "Kami akan siap menyerang Iran. Tapi kami belum yakin kami dibutuhkan. Dan kami ingin tidak dibutuhkan," kata seorang pejabat senior pemerintahan.
Fasilitas pengayaan uranium Fordow — yang terletak di dalam pegunungan di selatan Teheran — berada di puncak daftar target potensial. Israel telah lama menjadikannya sasaran utama, namun terbatas karena tidak memiliki bom penghancur bunker seberat 30.000 pon maupun pesawat B-2 yang dapat membawanya. AS memiliki keduanya.
Trump disebut telah menanyakan langsung kepada penasihat militernya mengenai kemungkinan keberhasilan bom Massive Ordnance Penetrator (MOP) menembus bunker Fordow. Meski Pentagon menyatakan keyakinan bahwa senjata tersebut dapat menghancurkan target, Trump masih belum sepenuhnya yakin, mengingat senjata itu belum pernah digunakan dalam medan perang.
“Penghancur bunker akan berhasil. Ini bukan masalah kemampuan. Kami punya kemampuan. Tapi ini bukan sekadar menjatuhkan bom dan menyatakan menang,” kata pejabat tinggi AS lainnya.
Trump dilaporkan sangat berhati-hati untuk tidak menyeret AS ke dalam konflik panjang. Ia juga menekankan bahwa serangan hanya akan dilakukan jika terbukti benar-benar diperlukan dan efektif untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.
Di sisi lain, Israel meyakini mereka dapat menghancurkan Fordow dengan opsi lain jika perlu, termasuk operasi komando rahasia. Operasi serupa pernah dilakukan pada September lalu di Suriah untuk menghancurkan fasilitas bawah tanah.
Sementara itu, jalur diplomasi tetap terbuka. Utusan khusus AS, Steve Witkoff, disebut masih menjalin komunikasi dengan pejabat tinggi Iran, termasuk Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi. Di Jenewa, pertemuan antara Iran dan diplomat dari Prancis, Jerman, Inggris, serta kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa juga dijadwalkan berlangsung dalam beberapa hari mendatang.
Meski demikian, tekanan terus meningkat. "Kesabaran presiden semakin menipis setiap menit. Waktu terus berjalan untuk Iran, dan semua opsi masih di atas meja," ujar seorang pejabat keamanan nasional AS.
Trump menegaskan belum menutup pintu bagi solusi diplomatik, namun tetap mempertahankan ambiguitas sebagai bagian dari strategi tekanannya terhadap Teheran.[IT/AR]