0
Thursday 19 June 2025 - 09:16

Eks CIA: Serangan AS ke Iran Bukan Soal Nuklir, Tapi Perubahan Rezim

Story Code : 1215716
Eks CIA: Serangan AS ke Iran Bukan Soal Nuklir, Tapi Perubahan Rezim
Dalam wawancara dengan Sputnik, Johnson menyatakan bahwa narasi ancaman nuklir Iran hanya menjadi kedok dari agenda politik yang lebih dalam.

“Yang sedang terjadi bukan tentang senjata nuklir. Ini tentang perubahan rezim,” tegasnya.

Menurut Johnson, tujuan utama dari tekanan militer dan diplomatik terhadap Iran adalah menggulingkan pemerintahan saat ini dan menggantinya dengan pemerintahan baru yang lebih bersahabat dengan kepentingan Barat.

“Ini adalah usaha untuk mendirikan pemerintahan yang akan menjadi antek Barat dan tidak akan bekerja sama atau bersahabat dengan Rusia,” ujarnya.

Upaya tersebut, kata Johnson, bukanlah hal baru dalam kebijakan luar negeri AS, namun kali ini dilakukan dalam konteks yang jauh lebih berisiko. Ia memperingatkan bahwa serangan terhadap Iran dapat memicu konflik luas di kawasan, terutama jika Iran mendapatkan dukungan teknologi militer dari Rusia, termasuk sistem pertahanan udara yang mampu menargetkan pesawat siluman AS.

Sementara itu, Presiden Trump tampaknya masih ragu untuk mengambil langkah militer langsung, mengingat dampaknya terhadap stabilitas politik dalam negeri menjelang pemilu. Jajak pendapat menunjukkan mayoritas warga AS, termasuk basis Partai Republik, menolak opsi serangan terhadap Iran.

Meski demikian, tekanan dari sejumlah kelompok konservatif dan sekutu luar negeri tetap menguat, mendorong Trump ke ambang keputusan besar—antara stabilitas politik dalam negeri atau pelaksanaan agenda strategis yang lebih besar di Timur Tengah.

Johnson mengakhiri dengan peringatan bahwa jika konflik ini berkembang, dunia harus melihatnya sebagai konflik geopolitik, bukan sekadar soal proliferasi senjata. “Ini adalah situasi yang sangat berbahaya dan tidak stabil,” tandasnya.[IT/AR]
Comment