0
Friday 20 June 2025 - 18:30

Trump Dorong Keterlibatan AS di Perang Israel-Iran Meski Intelijen Bantah Ancaman Nuklir

Story Code : 1215934
Trump Dorong Keterlibatan AS di Perang Israel-Iran Meski Intelijen Bantah Ancaman Nuklir
Israel memulai serangan mendadaknya pekan lalu dengan dalih mencegah Iran memproduksi senjata nuklir. Sejak itu, Tel Aviv melancarkan pemboman besar-besaran yang menewaskan ratusan warga sipil dan menghancurkan sejumlah infrastruktur vital Iran. Namun, Penilaian Ancaman Tahunan 2025 yang dirilis intelijen AS justru menyatakan tidak ada bukti bahwa Iran menghidupkan kembali program senjata nuklirnya.

Namun bagi Presiden Donald Trump, laporan itu tampaknya bukan faktor penentu. Trump, yang dikenal impulsif dan mengedepankan citra sebagai pemimpin kuat, terang-terangan mendukung narasi Israel. Dalam unggahannya di TruthSocial, ia menulis:

“Sungguh memalukan, dan membuang-buang nyawa manusia. IRAN TIDAK BOLEH MEMILIKI SENJATA NUKLIR. Saya sudah mengatakannya berulang kali! Semua orang harus segera mengevakuasi Teheran!”

Pernyataan ini menegaskan sikap Trump yang kerap mengedepankan retorika keras dibanding diplomasi. Para analis menilai gaya kepemimpinan Trump yang populis dan cenderung anti-konsensus internasional meningkatkan risiko AS terseret langsung dalam perang.

Sementara itu, Israel terus mendesak AS untuk menggunakan bom penghancur bunker GBU-57 seberat 30.000 pon, satu-satunya senjata yang diyakini dapat menghancurkan fasilitas pengayaan nuklir Fordow milik Iran yang terkubur dalam. Bom tersebut hanya dapat dijatuhkan oleh pembom B-2 AS, yang artinya serangan semacam itu harus dilakukan oleh militer AS sendiri.

“Israel memegang kendali atas kebijakan Timur Tengah pemerintahan Trump,” kata Stephen Semler, peneliti senior di Center for International Policy. “Trump tampak tidak mampu mengendalikan Netanyahu dan justru membiarkan AS terseret lebih dalam. Ini seharusnya menjadi aib bagi seorang presiden yang selalu menggembar-gemborkan dirinya sebagai negosiator ulung.”

Pentagon telah mengirimkan tambahan pasukan dan perlengkapan ke wilayah tersebut dengan dalih memperkuat pertahanan. Namun, para pengamat menilai langkah ini sebagai tanda bahwa pemerintahan Trump tengah mempersiapkan kemungkinan eskalasi militer lebih lanjut.

“Dengan kepribadian Trump yang cenderung mencari kemenangan cepat dan gestur dramatis, risiko keterlibatan langsung AS di perang ini semakin tinggi,” kata Stephanie Savell dari Costs of War Project. “Apalagi dengan retorika Trump yang terus membesar-besarkan ancaman, padahal fakta intelijen berkata sebaliknya.”

Para anggota Kongres, seperti Ro Khanna, telah memperingatkan bahwa penggunaan bom penghancur bunker akan memicu perang langsung dengan Iran. Upaya sedang dilakukan untuk mengajukan Resolusi Kekuasaan Perang guna membatasi langkah Trump, namun peluangnya masih belum jelas.

Seiring meningkatnya tekanan dari Israel dan menguatnya retorika perang dari Trump, AS kini berada di persimpangan jalan: menahan diri atau terjun ke konflik besar dengan konsekuensi yang bisa menghancurkan kawasan — dan membebani rakyat Amerika dengan biaya yang tak terbayangkan.[IT/AR]
Comment