0
Sunday 22 June 2025 - 02:46
Iran - AS:

Iran Tidak Yakin Dapat Mempercayai Amerika Setelah Agresi Israel

Story Code : 1216177
Araghchi Iranian FM
Araghchi Iranian FM
Dalam wawancara dengan NBC News pada hari Jumat (20/6), Araghchi menyiratkan bahwa Washington tidak benar-benar tertarik pada diplomasi, dan hanya menggunakan perundingan sebagai “kedok” untuk serangan rezim Zionis Israel.
“Mungkin mereka memang sudah merencanakan ini sebelumnya, dan mereka hanya butuh negosiasi untuk menutupinya,” katanya.
“Kami tidak tahu bagaimana kami bisa mempercayai mereka lagi. Apa yang mereka lakukan sebenarnya adalah pengkhianatan terhadap diplomasi.”
 
Rezim Zionis Israel menyerang Iran, termasuk gedung-gedung permukiman di Teheran, dalam tindakan agresi tanpa provokasi pada malam tanggal 13 Juni.

Sejumlah pejabat militer tinggi Iran dibunuh dalam serangan terarah.
Warga sipil juga menjadi korban, karena rumah-rumah dihantam langsung.
Serangan itu terjadi dua hari sebelum putaran keenam negosiasi antara pejabat AS dan Iran mengenai program nuklir sipil Iran, yang sebelumnya telah dijadwalkan.
 
Dalam wawancara yang dilakukan di Jenewa, setelah Araghchi mengadakan pembicaraan dengan para diplomat tinggi Eropa, ia mengatakan bahwa Iran tidak akan melanjutkan perundingan selama Israel masih terus melakukan serangan udara.
“Kami tidak siap untuk bernegosiasi dengan mereka lagi, selama agresi ini terus berlangsung,” katanya.
 
Menteri luar negeri itu juga menyatakan bahwa Iran tidak akan menyerah dalam pengayaan uranium sebagaimana diminta oleh Trump, dan ia telah menegaskan hal itu kepada utusan AS, Steve Witkoff.
“Saya telah mengatakan berkali-kali bahwa pengayaan nol itu tidak mungkin,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa setiap negara berhak memperkaya uranium untuk tujuan damai.
“Ini adalah pencapaian para ilmuwan kami sendiri. Ini adalah masalah kebanggaan dan martabat nasional,” tegas Araghchi.
 
Mengenai Witkoff, diplomat utama Iran itu mengatakan bahwa ia tampak tidak mampu memenuhi apa yang telah dibahas dalam pertemuan sebelumnya.
“Saya kira dia orang yang baik, seseorang yang bisa diajak bekerja sama. Tapi sayangnya, setiap kali kami bertemu, dia selalu mengubah ucapannya. Mungkin karena dia tidak bisa memenuhi apa yang telah dijanjikannya kepada kami,” katanya.
“Sekarang ada krisis kepercayaan antara kami, karena dia tidak menepati janjinya dan apa yang telah dia katakan bisa dilakukan,” tambahnya.[IT/r]
 
 
Comment