Sunni dan Minoritas Agama di Iran Bersatu Dukung Sayyid Khamenei
Story Code : 1216182
Iran's Leader Sayyed Ali Khamenei waves at the late leader Sayyed Ruhollah Khomeini at his shrine just outside Tehran.jpg
Para pemimpin terkemuka dari komunitas Kristen, Yahudi, Zoroaster, dan Mandaean Iran menandatangani pernyataan bersama yang mengecam ancaman yang dilontarkan Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Zionis Israel Benjamin Netanyahu. Mereka menyatakan bahwa ancaman ini bukan hanya ditujukan kepada sosok politik, tapi juga merupakan serangan terhadap nilai-nilai bersama dan martabat spiritual umat beragama di seluruh dunia.
"Para pemimpin ilahi dan cendekiawan agama adalah cermin sempurna dari identitas pengikut agama-agama samawi... menyerang mereka berarti menyerang keyakinan dan perasaan ratusan juta orang," demikian isi pernyataan tersebut.
Para pemuka agama tersebut memperingatkan bahwa ancaman dari Zionis Israel dan AS melanggar Piagam PBB dan hukum internasional, khususnya yang melindungi pejabat tinggi negara anggota PBB.
Mereka juga menekankan bahwa ancaman semacam ini, jika dianggap nyata dan langsung, akan membenarkan tindakan bela diri preemptif yang sah menurut hukum internasional. Mereka memperingatkan bahwa provokasi semacam itu berisiko memicu dampak regional dan global yang tak terkendali, mengingat pentingnya posisi spiritual Sayyed Khamenei bagi banyak umat.
“Para pemimpin agama dunia dan antaragama, Dewan Keamanan PBB, serta institusi dan otoritas hukum internasional diharapkan memberikan tanggapan tegas, terbuka, dan efektif,” tegas pernyataan tersebut.
Pemimpin Sunni Iran Mengecam Ancaman terhadap Pemimpin Revolusi
Para pemimpin Sunni di Iran menyatakan bahwa rezim Zionis Israel dan para pendukungnya “tidak akan lolos dari balasan Pasukan Bersenjata Iran,” dan menyerukan kepada rakyat Iran untuk tetap bersatu dan waspada terhadap para pengkhianat.
Dalam pernyataan tegasnya, para pemimpin komunitas Sunni mengutuk keras pernyataan Donald Trump terhadap Pemimpin Revolusi dan Republik Islam, Sayyid Ali Khamenei. Mereka memperingatkan bahwa setiap upaya menyerang beliau akan dibalas dengan respons keras dan dahsyat dari rakyat Iran, umat beriman, dan seluruh pencinta kebebasan di dunia.
Pernyataan ini muncul setelah Presiden AS Donald Trump pada hari Selasa (17/6) mengatakan:
“Kami tahu di mana Pemimpin Tertinggi Iran berada, tapi untuk sekarang kami tidak akan menyerang. Kami menuntut penyerahan tanpa syarat.”
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa ia “tidak menutup kemungkinan untuk membunuh Pemimpin Tertinggi Iran,” dan Menteri Keamanan Israel, Israel Katz, mengatakan bahwa **Sayyid Khamenei ‘tidak boleh dibiarkan hidup’.”
Peringatan Keras Sayyid Khamenei kepada AS
Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam dan Republik Islam Iran, Sayyid Ali Khamenei, mengeluarkan peringatan keras kepada Amerika Serikat agar tidak ikut campur secara militer untuk mendukung perang Israel terhadap Iran. Dalam pidatonya pada 18 Juni, ia menegaskan bahwa tindakan semacam itu akan membawa konsekuensi yang tidak bisa diperbaiki oleh Amerika.
"Orang-orang Amerika harus tahu bahwa intervensi militer akan membawa akibat yang tak bisa mereka perbaiki," kata Sayyed Khamenei.
Ia menekankan bahwa “AS tahu bahwa jika mereka campur tangan dalam agresi Israel terhadap Iran, kerugian yang mereka terima akan jauh lebih besar dibandingkan kerugian yang bisa mereka timpakan kepada Iran.”
Sayyed Khamenei menggambarkan partisipasi militer AS sebagai bukti nyata kerentanan mendasar rezim Zionis, dan menyatakan bahwa keputusan Washington untuk ikut serta dalam serangan bersama pasukan pendudukan menunjukkan kelemahan strategis mendalam dari entitas Zionis Israel.[IT/r]