0
Sunday 22 June 2025 - 07:14
Rusia - Iran vs Zionis Israel:

Mantan Presiden Rusia: Netanyahu Akan Pergi, Tetapi Iran Akan Tetap Ada

Story Code : 1216214
Dmitry Medvedev, former Russian president and currently deputy chairman of Russia’s Security Council.
Dmitry Medvedev, former Russian president and currently deputy chairman of Russia’s Security Council.
Pernyataannya, yang disampaikan pada hari Sabtu (21/6), muncul di tengah agresi Zionis Israel yang sedang berlangsung terhadap Republik Islam Iran dan laporan tentang kemungkinan keterlibatan militer AS dalam perang tersebut.
 
Mengacu pada standar ganda masyarakat internasional, Medvedev mengkritik kelonggaran terhadap persenjataan nuklir Israel yang tidak dideklarasikan, yang kontras dengan tekanan terus-menerus terhadap kegiatan nuklir damai Iran.
 
"Tidak ada serangan yang akan dapat menghilangkan program nuklir Iran sepenuhnya," kata Medvedev. "Netanyahu akan pergi suatu hari nanti, tetapi Iran akan tetap ada."
 
Medvedev saat ini menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia dan merupakan sekutu dekat Presiden Vladimir Putin.
 
Putin mengatakan Rusia mendukung hak Iran untuk energi nuklir yang damai di tengah ancaman AS 
https://t.co/rIFWPIaPHi
— Press TV �� (@PressTV) 21 Juni 2025
 
Program energi nuklir Iran telah lama digunakan oleh kekuatan Barat, khususnya Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, sebagai dalih untuk tekanan politik dan ekonomi, menuduh Tehran mengejar senjata nuklir tanpa bukti apa pun.
 
Tehran secara konsisten menyatakan bahwa program nuklirnya bersifat damai, dengan pengayaan uranium sebagai hak yang tidak dapat dibatalkan meskipun ada seruan yang berkembang untuk membongkarnya.
 
Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan kembali posisi ini dalam kontak telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Sabtu (21/6).
 
Agresi Zionis Israel terbaru terhadap Iran, yang didukung oleh Amerika Serikat, terjadi hanya beberapa hari setelah resolusi anti-Iran bermotif politik yang disahkan oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA), yang didorong oleh Inggris, Prancis, Jerman, dan didukung oleh AS.
 
Sebelumnya pada hari Sabtu (21/6), Presiden Putin juga menegaskan kembali dukungan Rusia terhadap hak Iran untuk mengembangkan dan menggunakan energi nuklir untuk tujuan damai. 
 
Dalam wawancara dengan Sky News Arabia, ia mengatakan bahwa Moskow tetap berkomitmen untuk membantu Iran dalam bidang ini.[IT/r]
 
Comment