0
Sunday 22 June 2025 - 09:23
AS - Turki:

Axios: Trump dan Erdogan Lakukan Upaya Rahasia untuk Adakan Pembicaraan dengan Iran

Story Code : 1216230
US President Donald Trump arrives to board Air Force One at Joint Base Andrews
US President Donald Trump arrives to board Air Force One at Joint Base Andrews
Dalam sebuah laporan yang diterbitkan oleh Axios, diklaim bahwa Presiden AS Donald Trump dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan upaya rahasia pekan ini untuk mengatur pertemuan tingkat tinggi antara pejabat senior AS dan Iran di Istanbul, dengan tujuan mengeksplorasi solusi diplomatik atas perang yang terus meningkat antara entitas pendudukan Zionis Israel dan Iran.
 
Menurut sejumlah pejabat AS dan satu sumber dengan pengetahuan langsung yang dikutip oleh Axios, Erdogan mengusulkan ide tersebut dalam sebuah panggilan telepon dengan Trump pada hari Senin, saat Trump sedang menghadiri KTT G7 di Kanada. Presiden Turki menyarankan agar pembicaraan antara kedua belah pihak dilangsungkan keesokan harinya di Istanbul.
 
Trump menyambut usulan tersebut, dan menurut laporan, ia menyatakan siap mengirimkan Wakil Presiden JD Vance dan utusan khususnya Steve Witkoff ke pertemuan tersebut. Bahkan, Trump juga mengungkapkan kesiapan untuk melakukan perjalanan ke Turki secara langsung untuk bertemu dengan Presiden Iran Masoud Pezeshkian, jika itu memang diperlukan untuk memajukan negosiasi.
 
Setelahnya, Erdogan dan Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan menyampaikan tawaran AS tersebut kepada Presiden Pezeshkian dan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi.
 
Pertemuan Tidak Disetujui
Namun, delegasi Iran tidak berhasil mendapatkan persetujuan dari Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam, Ayatollah Sayyied Ali Khamenei. Dengan alasan “kekhawatiran keamanan,” sejumlah sumber mengatakan kepada Axios bahwa Khamenei tidak dapat dihubungi. Akibatnya, Tehran tidak bisa melanjutkan rencana tersebut, dan Turki memberitahu pihak AS bahwa pertemuan dibatalkan.
 
Setelah pembatalan tersebut, Trump memposting sejumlah pernyataan di platform media sosialnya, Truth Social, yang menyinggung soal perang terhadap Iran.
“Iran seharusnya menandatangani ‘kesepakatan’ yang saya suruh mereka tandatangani. Sangat memalukan, dan sia-sia nyawa manusia. Singkatnya, IRAN TIDAK BOLEH MEMILIKI SENJATA NUKLIR. Saya sudah katakan berulang kali! Semua orang harus segera evakuasi dari Tehran!” tulis Trump.
 
Meskipun sebagian pihak menafsirkan pernyataan tersebut sebagai reaksi terhadap gagalnya pembicaraan, seorang pejabat senior Gedung Putih menyatakan bahwa runtuhnya negosiasi bukanlah satu-satunya alasan di balik komentar Trump tersebut, dan menambahkan bahwa “tidak ada korelasi langsung.”
 
Tidak Ada Pembicaraan dengan AS Sementara Iran Diserang
Program rudal dan kemampuan militer Iran adalah “tidak bisa dinegosiasikan,” kata Abbas Araghchi pada hari Jumat (20/6). Dalam pernyataan menjelang pertemuan diplomatik di Jenewa, Araghchi menegaskan bahwa Iran belum melakukan komunikasi langsung dengan Amerika Serikat, meskipun terdapat laporan adanya upaya melalui perantara.
“Kami tidak pernah melakukan kontak dengan pihak Amerika. Amerika Serikat meminta negosiasi melalui mediator, tetapi kami menolak,” kata Araghchi.
 
Ia menekankan bahwa Iran tidak bersedia mengadakan pembicaraan selama serangan Israel terhadap wilayah Iran masih berlangsung.
“Kami tidak siap untuk mengadakan pembicaraan dengan siapa pun dalam kondisi seperti ini,” ujarnya, mengacu pada eskalasi yang terus berlanjut.
 
Araghchi menambahkan bahwa resistensi Iran terhadap serangan tersebut diharapkan akan mempengaruhi posisi internasional.
“Setelah perlawanan kami terhadap Israel, saya percaya bahwa negara-negara lain akan menjauh dari agresi ini,” tambahnya, seraya menyatakan bahwa upaya de-eskalasi telah dimulai dan diperkirakan akan meningkat.
 
Pernyataan Araghchi ini disampaikan menjelang pertemuan diplomatik tingkat tinggi dengan para menteri luar negeri Eropa, termasuk perwakilan dari Inggris, Prancis, dan Jerman, serta Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell. Pertemuan di Jenewa tersebut merupakan kontak diplomatik langsung pertama sejak pembicaraan tidak langsung Iran-AS runtuh pada awal Juni.[IT/r]
 
 
Comment