Trump Berterima Kasih pada Iran untukPeringatan sebelum Serangan Rudal Balasan
Story Code : 1216597
"Saya ingin berterima kasih kepada Iran karena telah memberi kami pemberitahuan awal, yang memungkinkan tidak ada nyawa yang hilang, dan tidak ada yang terluka," tulis Trump.
Iran telah menghubungi Qatar sebelum serangannya terhadap Pangkalan.
Serangan rudal terbatas itu terjadi setelah AS melakukan serangan diam-diam terhadap tiga lokasi nuklir Iran pada hari Sabtu. Serangan terhadap fasilitas nuklir damai Iran itu merupakan pelanggaran berat terhadap Piagam PBB, hukum internasional, dan Traktat Nonproliferasi Nuklir (NPT),
Komentar Trump di akun Truth Social miliknya muncul tiga jam setelah Iran menargetkan Pangkalan Udara Al-Udeid di Qatar sebagai balasan atas serangan AS yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap fasilitas nuklirnya akhir pekan ini.
Dalam postingan tersebut, Trump juga menyebut respons Iran "sangat lemah," yang disinyalir menunjukkan bahwa ia tidak bermaksud untuk membalas dan menyeret AS lebih jauh ke dalam perang.
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa tujuan Trump sekarang adalah untuk mengakhiri perang, dan ia berencana untuk menjelaskannya kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
"Kami menginginkan kesepakatan dan tidak menginginkan perang lagi," kata pejabat itu.
Sementara Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khameini menulis di akun berbahasa Inggrisnya, X, "Mereka yang mengenal rakyat Iran dan sejarah mereka tahu bahwa bangsa Iran bukanlah bangsa yang menyerah."
Tidak jelas apakah serangan terhadap Al Udeid menandai sepenuhnya pembalasan Iran.
Pernyataan dari Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran mencatat bahwa jumlah rudal yang ditembakkan ke Qatar sama dengan jumlah bom yang dijatuhkan AS di situs nuklir Iran.
Trump mengklaim bahwa Iran telah "mengeluarkan semuanya dari 'sistem' mereka, dan mudah-mudahan, tidak akan ada lagi kebencian."
"Mungkin Iran sekarang dapat melanjutkan ke Perdamaian dan Harmoni di Kawasan, dan saya akan dengan antusias mendorong Israel untuk melakukan hal yang sama," pungkasnya.[IT/AR]