
Zionis Israel - Iran:
Psy-Ops 'Blue Message' Israel Berusaha Memancing Warga Iran untuk Plot Kudeta
10 Sep 2025 03:00
IslamTimes - Kampanye “Blue Message” diduga menggunakan citra manipulatif dan keterkaitan dengan Mossad untuk menekan warga Iran, termasuk para spesialis nuklir, agar mengkhianati negara mereka.
Sebuah kampanye daring rahasia yang dikaitkan dengan intelijen Zionis Israel terungkap berusaha merekrut warga Iran untuk berkhianat terhadap pemerintahnya. Dalam perkembangan mengejutkan, beberapa iklan kampanye itu ternyata disebarkan melalui Desi Banks, seorang komedian dan influencer asal Atlanta yang terkenal dan sebelumnya tidak memiliki kaitan dengan politik Timur Tengah.
Pengungkapan ini berasal dari investigasi yang dilaporkan oleh The Grayzone dan awalnya dipublikasikan oleh Dr. Jack Poulson serta Lee Fang di All-Source Intelligence. Dr. Poulson, penerbit All-Source Intelligence Fusion, dan Fang, jurnalis investigasi yang memantau pengaruh kelompok kepentingan terorganisir terhadap kebijakan publik, menguraikan bagaimana perusahaan produksi milik Banks terjerat dalam kampanye spionase yang menargetkan Iran.
Banks, yang dikenal melalui sketsa komedi ringan dan memiliki lebih dari sembilan juta pengikut di Instagram, tidak memiliki riwayat publik terkait isu politik Timur Tengah. Kampanye iklannya di platform Meta selama ini selalu berfokus pada karya hiburannya. Namun, catatan menunjukkan perusahaan produksinya berperan dalam menyebarkan iklan perekrutan untuk operasi Zionis Israel tersebut. Banks tidak merespons permintaan komentar berulang kali.
Selama setahun terakhir, operator terkait Israel dilaporkan menggunakan perusahaan produksi Banks untuk menjalankan iklan berbahasa Persia di setidaknya 19 negara, termasuk AS, Jerman, India, dan beberapa negara di Timur Tengah serta Afrika.
Kampanye tersebut bertujuan membujuk anggota dinas intelijen dan keamanan Iran, termasuk para spesialis nuklir, untuk membelot dengan imbalan uang dan perlindungan keluarga.
Keterkaitan Langsung dengan Mossad
Catatan transparansi iklan Google mengungkapkan bahwa beberapa iklan mengarahkan penonton langsung ke portal perekrutan Mossad berbahasa Persia resmi.
Dalam langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, satu kampanye bahkan menginstruksikan penonton untuk mengaktifkan VPN sebelum mengeklik tautan. Iklan lainnya mempromosikan pekerjaan konsultan palsu untuk menyamarkan operasi spionase.
Jerman menjadi fokus utama: itu adalah satu-satunya negara yang ditandai sebagai target dari keempat kampanye perekrutan. Iklan-iklan tersebut secara langsung menyasar kerabat insinyur nuklir Iran dengan pesan:
“Anda hanya satu klik lagi untuk mencatat sejarah. Hubungi sekarang. Masa depan ada di tangan Anda.”
Citra Manipulatif
Salah satu iklan menggunakan gambar seorang bayi untuk menarik penonton ke formulir perekrutan. “Jika Anda peduli dengan masa depan anak Anda, tonton video ini,” demikian bunyi bannernya.
Klik pada iklan tersebut mengarahkan pengguna ke formulir yang mendesak mereka membantu menjatuhkan pemerintahan Iran, dengan peringatan:
“Hari-hari terakhir rezim sudah dekat. Hari ini adalah saatnya bertindak. Akan menjadi pengkhianatan terhadap Iran jika tidak bertindak di momen krusial ini.”
Halaman tersebut menjanjikan perlindungan keamanan dan “banyak manfaat lainnya,” sambil meminta mereka memulai dengan akun Gmail anonim.
Pusat dari upaya ini adalah “Blue Message”, sebuah kampanye perekrutan yang tersebar di Telegram, X, dan situs web yang kini sudah tidak aktif (payameabi.com). Kampanye tersebut secara terbuka menyebut dirinya “pusat perekrutan bagi personel dan pegawai terhormat dari badan keamanan dan intelijen Iran,” yang menawarkan kerja sama aman bagi mereka yang berada di fasilitas nuklir.
Konten Propaganda
Propaganda paling menonjol muncul pada Januari: sebuah animasi dua menit tentang seorang insinyur Iran fiktif bernama Amir yang membelot ke "Zionis Israel" demi masa depan anaknya yang baru lahir.
“Saya menunggu telepon Anda,” kata Amir setelah mengirimkan pesannya ke jantung Tel Aviv.
Meskipun beberapa orang mengejek video itu secara daring sebagai “jebakan klasik”, Blue Message terus merilis materi, terutama selama agresi Zionis Israel terbaru terhadap Iran, dengan mendorong pembelotan melalui tagar seperti Operation Rising Lion.
من عاشق مردم ایرانم.
قول میدم که بهترین دوستای هم بشیم. pic.twitter.com/uqTD5d6YUS
— حنانیا نفتالی (@HananyaPersian) June 18, 2025
Akun X berbahasa Persia kampanye tersebut bahkan membagikan ulang video dari Hananya Naftali, penasihat digital Perdana Menteri Zionis Israel Benjamin Netanyahu. Unggahan-unggahan itu mempromosikan tokoh oposisi Iran Reza Pahlavi dengan “Cyrus Accords” serta menyebarkan gambar dirinya bersama pejabat Zionis Israel.
Reaksi dan Peringatan
Media Lebanon Al Manar melaporkan pada Januari bahwa kampanye itu dijalankan oleh intelijen Zionis Israel sebagai bagian dari “Perang Siber Zionis Israel”. Pengguna X berbahasa Persia lainnya juga memperingatkan bahwa akun @payameabi mengumpulkan informasi sensitif di bawah arahan Mossad. Sementara itu, beberapa pihak berspekulasi bahwa kampanye tersebut mungkin justru operasi kontraintelijen Iran.
Ini bukan pertama kalinya operasi Zionis Israel mencoba mengguncang stabilitas Iran. Selama perang Juni, The Washington Post melaporkan adanya seorang agen Zionis Israel yang mengancam keluarga seorang jenderal Iran dan menuntut rekaman video kecaman terhadap Teheran.
Blue Message diluncurkan di Telegram dengan sapaan ramah, “Halo warga Iran tercinta di seluruh Iran yang indah!”, namun jangkauannya tampak terbatas. Sebuah kuis yang diposting pada Juli di kanalnya hanya menarik 804 penayangan dan 117 tanggapan, sementara jajak pendapat di X pada Oktober menuai cemoohan, dengan sebagian besar responden menegaskan “tidak ada yang bergabung” dan lainnya mengecam “Zionis Israel sebagai pembunuh anak-anak.”
Story Code: 1232312