0
Monday 6 October 2025 - 04:16
AS dan Gejolak Palestina:

Trump Mengancam Hamas dengan "Pemusnahan Total" setelah Respons "Ya, Tapi" terhadap Rencananya di Gaza

Story Code : 1238181
US President Donald Trump talks to the press before boarding Marine One at the South Lawn of the White House in Washington, DC
US President Donald Trump talks to the press before boarding Marine One at the South Lawn of the White House in Washington, DC
Dalam wawancara melalui pesan teks dengan CNN, ketika ditanya apa yang akan terjadi jika Hamas bersikeras tetap berkuasa, Trump menulis, "Pemusnahan total."
 
Hamas menanggapi rencana 20 poin Trump untuk mengakhiri perang dua tahun Zionis Israel di Gaza pada Jumat (3/10) malam, dengan mengatakan bahwa mereka telah menerima beberapa bagian penting, termasuk diakhirinya perang, penarikan pasukan Zionis Israel, dan pembebasan tawanan Zionis Israel dan Palestina.
 
Kelompok Palestina tersebut tidak menyebutkan pelucutan senjata -- tuntutan utama dari Israel yang termasuk dalam rencana Trump.
 
Tanggapan Hamas telah memicu optimisme yang hati-hati dari para pemimpin dunia tetapi telah membuat beberapa anggota parlemen Amerika tidak puas dengan bersikeras tidak ada pelucutan senjata, menjaga Gaza di bawah kendali Palestina, dan mengaitkan pembebasan tawanan dengan negosiasi.
 
Senator Republik Lindsay Graham menulis di X bahwa respons Hamas "sayangnya tidak terduga" dan merupakan jawaban klasik "Ya, tapi".
 
"Tidak ada perlucutan senjata, Gaza tetap di bawah kendali Palestina, dan mengaitkan pembebasan sandera dengan negosiasi, beserta masalah-masalah lainnya," tulis Graham.
 
"Ini, pada dasarnya, merupakan penolakan Hamas terhadap proposal 'terima atau tinggalkan' Presiden Trump."
 
Ketika ditanya apakah Graham salah, Trump menjawab, "Kita akan tahu. Hanya waktu yang akan menjawabnya!!!"
 
Presiden AS juga mengklaim bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendukung diakhirinya perang rezim di Gaza dan penerapan proposal Trump.
 
Namun, otoritas rumah sakit Gaza mengatakan pasukan Israel terus melancarkan serangan udara di wilayah tersebut pada hari Minggu (5/10), menewaskan sedikitnya 67 orang sejak Trump mengklaim bahwa Netanyahu telah "berhenti sementara" mengebom Gaza.
 
Pendekatan Trump terhadap krisis luar negeri seringkali menggabungkan negosiasi dengan ancaman yang gamblang -- sebuah pola yang menurut para analis meningkatkan ketidakpastian, merusak kepercayaan, dan menimbulkan keraguan atas kemampuan pemerintahannya untuk bertindak sebagai penengah yang netral.
 
Saat mengusulkan perjanjian atau gencatan senjata, ia berulang kali mengeluarkan peringatan akan tindakan militer yang hebat, yang memaksa mitra dan mediator internasional untuk beroperasi di bawah tekanan yang sangat kuat.[IT/r]
 
Comment