Penutupan Pemerintah AS Masuk Hari Kelima, Gedung Putih Siapkan Pemecatan Pegawai Federal
Story Code : 1238402
US President Donald Trump
Amerika Serikat menghadapi gangguan yang semakin besar seiring berlanjutnya penutupan pemerintah yang memasuki hari kelima, dengan pejabat administrasi Trump dan anggota legislatif Partai Republik memperingatkan bahwa dampaknya terhadap masyarakat Amerika akan segera semakin intensif.
Meskipun sebagian besar lembaga pemerintah tetap ditutup, Gedung Putih mulai mempersiapkan pemecatan permanen pegawai federal, sebuah langkah yang berbeda dari pendekatan cuti tanpa gaji yang biasa terjadi pada penutupan semacam ini. Presiden Donald Trump secara terbuka menyalahkan Demokrat atas krisis yang semakin memburuk, mengatakan kepada wartawan pada hari Minggu (5/10), "Ini sedang terjadi sekarang. Semua ini karena Demokrat. Demokrat yang menyebabkan hilangnya banyak pekerjaan."
Di balik kebuntuan ini terdapat perdebatan sengit mengenai subsidi kesehatan Obamacare, namun konflik ini lebih dalam, mencakup perselisihan ideologis yang lebih luas terkait pengeluaran federal, pemotongan Medicaid, dan kredit pajak. Demokrat menolak untuk menyetujui RUU pembiayaan sementara yang didukung oleh Partai Republik kecuali mencakup perpanjangan dukungan premi Affordable Care Act (ACA). Sementara itu, Partai Republik menuduh Demokrat menggunakan penutupan ini untuk mendapatkan konsesi partisan.
Langkah Agresif Pemerintahan Trump
Krisis saat ini telah mengambil arah yang lebih agresif, dengan administrasi Trump membekukan miliaran dolar dana federal untuk negara-negara bagian yang dipimpin Demokrat, termasuk dana untuk proyek transportasi umum dan infrastruktur hijau. Para kritikus menyebut langkah ini sebagai hukuman politik yang dibalut dalam perselisihan anggaran. Sementara itu, situs web lembaga-lembaga pemerintah menampilkan spanduk partisan yang menyalahkan "Demokrat Radikal Kiri" atas penutupan tersebut, yang menimbulkan keluhan mengenai potensi pelanggaran aturan etika federal dan Undang-Undang Hatch.
Penutupan pemerintahan adalah hal yang biasa terjadi di Washington yang terpecah, biasanya mengakibatkan pegawai federal yang tidak esensial diberi cuti tanpa gaji sementara. Namun kali ini, Trump menunjukkan sikap yang lebih agresif, mengancam pemutusan pekerjaan daripada cuti tanpa gaji, sebuah keputusan yang akan memiliki dampak jangka panjang bagi tenaga kerja federal.
"Itu akan menjadi sangat tidak nyaman," kata Senator John Thune di Fox News, mencatat bahwa pembicaraan terbatas tengah berlangsung, termasuk pembicaraan mengenai kemungkinan perpanjangan kredit pajak ACA. Namun, kemajuan masih sulit dicapai. Tidak ada negosiasi formal yang terjadi sejak Senin, dengan Partai Republik di Senat mengakui bahwa kedua belah pihak masih berada, menurut kata-kata Thune, "dalam kebuntuan." Ketika ditanya berapa lama penutupan ini bisa berlangsung, ia menjawab: "Selama yang diinginkan oleh Demokrat."
Namun, Demokrat berpendapat bahwa penutupan ini mencerminkan keteguhan Partai Republik, dengan menunjukkan bahwa GOP mengendalikan baik Kongres maupun Gedung Putih. Pemimpin Minoritas DPR, Hakeem Jeffries, menekankan dampak nyata dari kegagalan untuk memperbarui kredit ACA: "Jika Partai Republik terus menolak untuk memperpanjang kredit pajak Affordable Care Act (Obamacare), puluhan juta pembayar pajak Amerika akan mengalami kenaikan premi, biaya bersama, dan deductible yang sangat besar," peringatannya dalam sebuah penampilan di NBC's Meet the Press.
Penutupan Menggema dengan Masa Lalu
Kecemasan publik atas penutupan ini semakin meningkat. Menurut jajak pendapat CBS News yang dirilis pada hari Minggu, hanya 28% orang Amerika yang menyetujui cara Partai Republik di Kongres menangani situasi ini, dengan Demokrat hanya sedikit lebih unggul di angka 27%. Hampir setengah dari responden mengatakan mereka sangat khawatir tentang dampak ekonomi dari penutupan ini, dengan sepertiga lainnya mengatakan mereka agak khawatir.
Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih, Kevin Hassett, mengatakan kepada CNN bahwa pejabat tetap "berharap" akan ada kemajuan dalam minggu depan. Namun, Trump terdengar kurang optimis, menunjukkan kesiapan untuk membiarkan penutupan ini berlanjut sebagai alat tawar.
Krisis ini menarik perbandingan dengan penutupan pemerintahan yang memecahkan rekor pada 2018–2019, juga di bawah kepemimpinan Trump, yang berlangsung selama 35 hari dan diperkirakan merugikan ekonomi AS sebesar $11 miliar, menurut Kantor Anggaran Kongres. Kebuntuan kali ini tampaknya akan mengikuti jalur yang sama, dengan personel penting bekerja tanpa dibayar, layanan publik dibekukan, dan pertempuran politik pahit yang tidak menunjukkan tanda-tanda akan selesai.[IT/r]