Pemimpin Konservatif Inggris: Protes Pro-Palestina adalah 'Karnaval Kebencian'
Story Code : 1238407
Police officers arrest demonstran “I Oppose Genocide I Support Palestine Action” during a rally in London.
Kemi Badenoch, mengecam para aktivis yang memprotes tindakan Zionis Israel di Gaza, menyebut pertemuan mereka sebagai "karnaval kebencian" dan mengklaim bahwa mereka mendorong kekerasan terhadap penduduk Yahudi.
Badenoch menyampaikan komentar tersebut dalam pidatonya di Konferensi Partai Konservatif di Manchester pada hari Minggu (5/10), beberapa hari setelah serangan terhadap sebuah sinagoge di kota itu menewaskan dua jemaah Yahudi.
Pemimpin Partai Konservatif tersebut menggambarkan insiden "mengerikan dan tercela" itu sebagai "serangan terhadap kita semua... terhadap kemanusiaan kita dan nilai-nilai kebebasan, kasih sayang, dan rasa hormat kita."
Namun, serangan itu "tidak mengejutkan" bagi komunitas Yahudi di Inggris karena "ekstremisme telah lama tidak terkendali" di negara itu, katanya.
"Anda melihatnya terwujud dalam perilaku memalukan di jalan-jalan kota kita. Protes yang sebenarnya adalah karnaval kebencian yang ditujukan pada tanah air Yahudi," Badenoch menegaskan.
Hampir 500 orang ditahan pada hari Minggu di demonstrasi pro-Palestina besar lainnya di London pusat, meskipun ada seruan dari polisi dan Perdana Menteri Keir Starmer untuk menunda acara tersebut karena serangan sinagoge.
"Slogan-slogan bodoh" yang diteriakkan pada demonstrasi semacam itu tidak berarti "sama sekali, jika tidak berarti menargetkan orang Yahudi untuk kekerasan," Badenoch berpendapat.
Partai Tory, yang menurut YouGov saat ini hanya meraih 16% dalam jajak pendapat, "harus menetapkan batas dan mengatakan bahwa di Inggris... Anda tidak berhak mengubah jalan-jalan kami menjadi arena intimidasi dan kami tidak akan membiarkan Anda melakukannya lagi," kata Badenoch.
Serangan Zionis Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 67.000 orang dan melukai hampir 170.000 lainnya, menurut otoritas kesehatan setempat.
Negara Yahudi tersebut memulai kampanye militernya di daerah kantong Palestina tersebut sebagai tanggapan atas serangan ke Israel oleh kelompok bersenjata Hamas pada 7 Oktober 2023, yang mengakibatkan sekitar 1.200 orang kehilangan nyawa dan 250 lainnya disandera.
Pasukan Israel terus membombardir Gaza meskipun ada kesepakatan dengan Hamas mengenai pertukaran tahanan yang diusulkan minggu lalu oleh Presiden AS Donald Trump.[IT/r]