0
Thursday 9 October 2025 - 04:00
Palestina vs Zionis Israel:

Jihad Islam: Tak Akan Mundur Hingga Runtuhnya 'Israel'

Story Code : 1238910
The armed wing of the Palestinian Islamic Jihad Resistance movement
The armed wing of the Palestinian Islamic Jihad Resistance movement
"Kami telah mempersiapkan diri untuk perang atrisi yang panjang dan tak akan berhenti serta mundur kecuali dengan musnahnya [entitas 'Zionis Israel']," kata Brigade Al-Quds dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (7/10).
 
Mereka berjanji akan melakukan Perlawanan tanpa henti hingga pembebasan seluruh wilayah Palestina, termasuk kota suci Al-Quds, dari pendudukan "Zionis Israel".
 
Sayap bersenjata tersebut menggambarkan Operasi 7 Oktober 2023 yang menyaksikan para pejuang Perlawanan Jalur Gaza menyerbu wilayah Palestina yang diduduki, mengepung pangkalan-pangkalan "Zionis Israel", dan menjerat ratusan Zionis, sebagai titik balik dalam sejarah perjuangan Palestina.
 
Pernyataan tersebut memberikan penghormatan kepada para pejuang yang telah mengorbankan nyawa mereka demi terwujudnya kemenangan operasi.
 
Brigade-brigade tersebut kemudian mengecam perang genosida yang dilancarkan dan terus dilancarkan oleh entitas pendudukan terhadap Gaza sebagai "perang pembunuhan massal yang gila dan mematikan" yang menargetkan warga sipil, sebagian besar "anak-anak, perempuan, dan lansia."
 
Serangan brutal tersebut, tambah mereka, telah mengungkap "Nazisme Zionis dan ketidakadilan" serta memicu "holocaust dan tragedi terburuk sepanjang masa" terhadap warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki. Namun demikian, perang tersebut gagal mematahkan "kemauan rakyat kami yang teguh".
 
Menurut pernyataan tersebut, para pejuang Perlawanan telah berhasil dengan gemilang mencegah "Zionis Israel" mencapai tujuan yang dideklarasikannya, termasuk pendudukan penuh atas wilayah pesisir tersebut, pengusiran penduduknya, dan mengalahkan gerakan Perlawanan Hamas di Gaza.
 
Para pejuang Perlawanan, lanjut pernyataan tersebut, menentang genosida tersebut, meskipun genosida tersebut menandai "pertempuran terpanjang sejak berdirinya entitas sementara," dan meskipun sumber daya mereka terbatas.
 
Pernyataan tersebut meramalkan bahwa rentetan kegagalan akan berlanjut, termasuk dengan kekalahan serangan yang disebut "Kereta Gideon 2" oleh entitas tersebut di Kota Gaza, wilayah perkotaan terbesar di Jalur Gaza, yang berupaya menduduki kota tersebut.
 
Perlawanan akan tetap menghunus senjata hingga pembebasan tercapai, tegasnya. Sementara itu, Brigade Al-Quds menyampaikan rasa terima kasih kepada Republik Islam atas dukungan historisnya bagi perjuangan Palestina, termasuk selama Banjir Al-Aqsa dan setelahnya.
 
Sayap bersenjata tersebut mengenang rakyat Iran, yang gugur sebagai martir akibat perang ilegal dan yang dipaksakan oleh "Israel" dan Amerika Serikat pada bulan Juni.
 
Di antara para martir, pernyataan tersebut secara khusus merujuk pada Brigadir Jenderal Mohammad Saeed Izadi, mantan kepala unit Palestina dari Pasukan Quds Garda Revolusi Islam [IRG]. Pernyataan tersebut menggambarkan martir tersebut, yang dulu dikenal dengan panggilan sayang Haji Ramezan, sebagai "martir Palestina."
 
Para pejuang juga menyuarakan apresiasi mereka atas serangan solidaritas rekan-rekan pasukan Perlawanan regional mereka yang menyasar "Zionis Israel" selama genosida.
 
Di bagian lain pernyataan tersebut, mereka bersumpah untuk tidak membebaskan tawanan "Zionis Israel" yang tersisa di Gaza kecuali melalui kesepakatan pertukaran yang terhormat yang bertujuan untuk mengakhiri perang.
 
Mereka mencatat bagaimana Perlawanan telah berupaya mengakhiri perang dan mencabut pengepungan di Gaza, menunjukkan "seluruh fleksibilitas yang diperlukan" terhadap kesepakatan dengan syarat penghentian agresi.
 
Namun, mereka mengecam kabinet "Zionis Israel" yang disebut-sebut sebagai perdana menteri Benjamin Netanyahu karena melanjutkan perang "untuk mencapai tujuan koalisi ekstremisnya."
 
Pernyataan tersebut bersumpah bahwa faksi-faksi Palestina akan terus mencari jalan untuk mengakhiri perang dan meringankan penderitaan warga sipil.[IT/r]
 
Comment