Iran Tolak Undangan KTT Gaza, Tidak Bisa Bertemu dengan Pihak yang Menyerang Negaranya
Story Code : 1239765
Municipal workers hang a sign near the airport in Sharm el-Sheikh, as the Egyptian Red Sea resort
Abbas Araghchi, dalam sebuah unggahan di X, menyatakan rasa terima kasih atas undangan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi, tetapi menegaskan bahwa baik Presiden Masoud Pezeshkian maupun dirinya sendiri tidak akan bertemu dengan rekan-rekan yang bermusuhan.
Araghchi merujuk pada serangan udara AS terhadap fasilitas nuklir Iran selama perang agresi 12 hari Zionis Israel, serta sanksi yang menargetkan sektor ekonomi dan energi negara tersebut.
Iran menegaskan kembali dukungan tegas Iran terhadap setiap keputusan Palestina yang mengakhiri genosida Israel di Gaza.
"Iran menyambut baik setiap inisiatif yang mengakhiri genosida Zionis Israel di Gaza dan memastikan pengusiran pasukan pendudukan," ujarnya.
“Rakyat Palestina sepenuhnya berhak untuk mengamankan hak fundamental mereka atas penentuan nasib sendiri, dan semua negara tetap berkewajiban, lebih dari sebelumnya, untuk membantu mereka dalam perjuangan mereka yang sah dan sah.”
Menteri tersebut menambahkan bahwa Iran tetap menjadi “kekuatan vital bagi perdamaian di kawasan,” berbeda dengan rezim Zionis Israel yang mengejar “perang abadi.”
“Iran selalu, dan akan selalu, menjadi kekuatan vital bagi perdamaian di kawasan. Berbeda dengan rezim Israel yang melakukan genosida, Iran tidak mengejar perang abadi, terutama dengan mengorbankan sekutu-sekutunya, melainkan mengupayakan perdamaian, kemakmuran, dan kerja sama abadi.”
KTT Sharm al-Sheikh yang akan datang, yang diketuai bersama oleh el-Sisi dan Presiden AS Donald Trump, dirancang untuk meresmikan gencatan senjata dan menyusun langkah-langkah rekonstruksi dan tata kelola setelah perang dua tahun di Gaza.
Lebih dari 20 negara diperkirakan akan berpartisipasi dalam perundingan tersebut, yang diadakan setelah gencatan senjata yang ditengahi AS antara Israel dan Hamas.
KTT itu diadakan setelah dua tahun genosida AS-Zionis Israel di Gaza yang menewaskan sekitar 70.000 orang, melukai banyak lagi, dan membuat sebagian besar wilayah hancur.[IT/r]