Tehran Kecam Klaim Anti-Iran Trump yang 'Memalukan' di Knesset Israel
Story Code : 1240170
A podium at Iran's Foreign Ministry before spokesman Esmaeil Baghaei hosts a press conference
“Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran dengan tegas mengutuk tuduhan tak berdasar serta pernyataan yang tidak bertanggung jawab dan memalukan yang disampaikan oleh Presiden AS mengenai Iran, yang disampaikan pada hari Senin (13/10) di Knesset rezim Zionis di hadapan para penjahat genosida,” bunyi pernyataan kementerian tersebut pada Selasa (14/10).
Dalam pidatonya di Knesset Zionis Israel pada Senin, Trump — yang sebelumnya mengebom fasilitas nuklir Iran pada Juni lalu selama perang 12 hari antara Zionis Israel dan Iran — menawarkan “tangan persahabatan.”
“Kami siap kapan pun kalian siap, dan itu akan menjadi keputusan terbaik yang pernah diambil Iran, dan itu akan terjadi,” klaim Trump.
Pernyataan itu menegaskan bahwa AS — “produsen terorisme terbesar di dunia” sekaligus pendukung “rezim Zionis yang teroris dan genosidal” — tidak memiliki otoritas moral untuk menuduh pihak lain.
Menurut kementerian tersebut, keinginan Trump yang dikemukakan untuk berdamai dan berdialog justru “bertentangan dengan tindakan permusuhan dan kriminal Amerika Serikat terhadap rakyat Iran.”
Pada 13 Juni, Israel melancarkan agresi sepihak terhadap Iran, yang memicu perang selama 12 hari dan menewaskan sedikitnya 1.064 orang di Iran, termasuk komandan militer, ilmuwan nuklir, dan warga sipil.
Amerika Serikat turut ambil bagian dalam perang itu dengan membombardir tiga situs nuklir Iran — sebuah pelanggaran berat terhadap hukum internasional.
Pada 24 Juni, Iran melalui operasi balasan yang berhasil terhadap rezim Zionis Israel dan AS, berhasil menghentikan serangan teroris tersebut.
“Bagaimana mungkin seseorang, di tengah-tengah negosiasi politik, menyerang kawasan permukiman dan fasilitas nuklir damai sebuah negara, membunuh lebih dari seribu orang tak bersalah, termasuk perempuan dan anak-anak, lalu mengaku menginginkan perdamaian dan persahabatan?” tanya pernyataan itu.
Pernyataan tersebut menegaskan bahwa rakyat Iran adalah bangsa yang menjunjung tinggi akal, dialog, dan keterlibatan diplomatik, namun akan “bertindak dengan keberanian dan ketegasan demi membela kemerdekaan, martabat nasional, dan kepentingan vital Iran.”
Dalam pidatonya, Trump juga mengklaim bahwa AS ingin “memastikan bahwa Iran tidak akan pernah, dan saya tekankan, tidak akan pernah, memiliki senjata nuklir.”
Kementerian Iran memperingatkan bahwa pengulangan tuduhan palsu terhadap program nuklir damai Iran sama sekali tidak dapat membenarkan “kejahatan bersama” yang dilakukan AS dan Zionis Israel, termasuk serangan terhadap tanah suci Iran dan pembunuhan para pahlawan bangsa.
Pernyataan itu menambahkan bahwa membanggakan dan mengakui kejahatan-kejahatan semacam itu “hanya akan menambah beban tanggung jawab AS atas pelanggaran tersebut dan menunjukkan kedalaman permusuhan para pembuat kebijakan Amerika terhadap rakyat besar Iran.”
Kementerian tersebut juga menyampaikan “penghormatan yang mendalam” kepada pahlawan abadi Iran, Syahid Hajj Qassem Soleimani — yang memiliki peran luar biasa dalam memerangi terorisme buatan AS seperti ISIS — dan menegaskan bahwa rakyat Iran tidak akan pernah memaafkan atau melupakan pembunuhan “brutal” terhadap Syahid Soleimani dan rekan-rekannya oleh AS.
Lebih lanjut, kementerian menegaskan bahwa AS “harus bertanggung jawab atas perannya dalam memberikan kekebalan kepada rezim Zionis, termasuk menghalangi tindakan efektif apa pun terhadap Israel di Dewan Keamanan PBB serta menghambat proses hukum internasional untuk mengadili para penjahat Zionis Israel.”
Menurut kementerian tersebut, kebijakan intervensionis AS, dukungannya terhadap pendudukan, kejahatan rezim Zionis Israel, dan transfer senjata yang tak terkendali ke kawasan, adalah sumber utama ketidakstabilan dan ketidakamanan di seluruh kawasan Asia Barat.[IT/r]